Senin, 23 Mei 2016

INDUSTRI DUPA

Mungkin warga di Malang Raya tak banyak tahu bahwa di Desa Dalisodo, Kecamatan Wagir, terdapat belasan home industri yang memproduksi dupa daerah yang memiliki 2.044 KK tersebut.
 dengan keberadaan home industri tersebut sangat membantu perekonomian warga sekitar. Sebab, omzet penjualannya mencapai Rp 300 juta per bulan. Padahal, usaha tersebut masih dikelolah secara tradisional dengan menggunakan peralatan manual.
Kondisi tersebut membuat para pengunjung bersemangat untuk menyaksikan secara langsung proses pembuatan dupa dari awal hingga barang jadi. “Tapi barang jadi ini kategorinya masih mentah. Karena kami memiliki keterbatasan alat untuk bisa memberikan zat pengharum,” jelas Mulyono, salah satu pengusaha dupa.
Meski begitu, pengusaha dupa di Desa Dalisodo tak kenal lelah untuk mengembangkan usahanya. Mereka tak patah arang, walaupun  ada keterbatasan soal peralatan. Sehingga usaha tersebut sudah berjalan selama 12 tahun.
Tingginya semangat para pengusaha itu,tak lepas dengan bagusnya pangsa pasar dupa. Sebab saat ini, permintaan dupa di kota-kota besar di Indonesia sangat besar. Sehingga memberikan keuntungan bagi para pengusaha dupa.
“Dupa di sini (Dalisodo) kami kirim ke pembeli di Surabaya dan Bali,” ucap Mulyono.
Karena keterbatasan peralatan tersebut, bahan baku yang dipergunakan untuk pembuatan dupa masih impor dari China. Untuk bisa berkembang, kemarin pengusaha dupa langsung menodong agar Pemkab Malang memberikan bantuan peralatan. Yakni mixer (alat untuk mencampur bahan baku pembuatan dupa) dan mesin pembuat dupa.
“Kami tidak mampu beli peralatan itu. Sebab kebutuhan anggarannya sekitar Rp 60 juta,” ujar Mulyono.
pemkab malang menegaskan, pihaknya sudah menampung seluruh keluhan pengusaha dupa di Desa Dalisodo. Intinya, mereka meminta peralatan mixer dan mesin dupa. Agar pendapatan mereka bisa berlipat.
“Selain pendapatan bertambah, kami berharap juga bisa memperbesar peluang kerja. Artinya, sektor usaha pembuatan dupa bisa lebih banyak mengurangi para pengangguran  di desa ini,”ujar Djaka.
Namun, bantuan peralatan tersebut tidak bisa diberikan tahun ini. Sebab, Disnakertrans tidak memiliki anggaran.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar